Minggu, 31 Oktober 2010

Dosen Kewarganegaraan sebagai Pengembang Nilai-nilai Kepribadian Bangsa

Bandung, (20/10),- Aster Kasdam III/Slw, Kolonel Kav Kustanto Hadiatmoko, mewakili Pangdam III/Slw, membuka acara Penataran dan Lokakarya Dosen Pendidikan Kewarganegaraan (Doswar) tahun 2010, bertempat di Dodik Bela Negara Rindam III/Slw Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/10).
Pentaloka Doswar yang diikuti oleh 100 orang  dosen dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se Provinsi Jabar dan Banten ini akan berlangsung sampai dengan tanggal 21 Oktober 2010, dihadiri oleh perwakilan dari Kementrian Pertahanan, para Narasumber Doswar, serta  para pejabat TNI dan Polri wilayah Bandung, mengambil  tema : "Dengan Semangat Bela Negara Kita Tingkatkan Kualitas Dosen Kewarganegaraan sebagai Pengembang Nilai-nilai Kepribadian Bangsa".
Pangdam III/Slw, Mayor Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dalam sambutan yang dibacakan Aster Kasdam III/Slw mengatakan peranan para Dosen Pendidikan kewarganegaraan memiliki  peran yang sangat penting di kalangan perguruan tinggi. Namun harus disadari bahwa upaya penyampaian kepada mahasiswa harus dijauhkan dari kesan indoktrinasi apalagi pemaksaan, sebagaimana terjadi di masa lalu. Penyampaian pendidikan kewarganegaraan harus semakin disesuaikan dengan dinamika jaman dan dunia kemahasiswaan itu sendiri.
Selanjutnya menurut Pangdam, ditengah era kebebasan berpendapat dan keterbukaan, maka pendekatan dialog dan diskusi, sharing atau berbagi pemahaman, serta yang tidak kalah pentingnya pemberian contoh dan teladan, dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyampaian pendidikan kewarganegaraan dikalangan mahasiswa.
Selain itu menurut pangdam, untuk dapat menyampaikan Pendidikan Kewarganegaraan, terlebih bagi kalangan mahasiswa, maka pemahaman tentang mahasiwa juga perlu dimiliki secara utuh. Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda bangsa yang sedang dalam masa pembelajaran tentang kehidupan. Tingkat pemahaman sosialnya baru mulai berkembang, sehingga proses pembelajaran-nya ditandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kehidupan.  
Dalam tahapan seperti itu, maka apabila mahasiswa mendapatkan pemahaman dari lingkungan yang tepat dan konsisten pada tata nilai yang benar, maka diharapkan mahasiswa akan memiliki pemahaman yang utuh terhadap kehidupan. Sebaliknya apabila yang diterima dari lingkungannya adalah pemahaman yang keliru, maka hampir dapat dipastikan akan menjadikan mahasiswa memiliki pemahaman yang semu atau tidak benar terhadap kehidupan.
Mengakhiri sambutannya, Pangdam mengingatkan bahwa Pentaloka Doswar yang dilaksanakan bukanlah sekedar melaksanakan program dari satuan atas. Namun harus dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, koordinasi dan saling berbagi pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan kewarganegaraan, baik antara nara sumber dengan para peserta, maupun diantara peserta Pentaloka sendiri. 
 

0 komentar:

Posting Komentar